Bagaimana cara anda menyelesaikan masalah?



Dalam pengalaman saya bekerja dan berinteraksi dengan banyak orang, saya amati ada dua tipe orang dalam menghadapi masalah atau problem, baik di pekerjaan maupun kehidupan sosial. Dua tipe ini adalah reactive (bereaksi begitu masalah datang) danreceptive (mau menerima masalah). 

Pendekatan Reactive

Mereka yang reactive biasanya melihat suatu masalah sebagai ancaman. Entah ancaman terhadap karirnya, bisnisnya, keluarganya, dan sebagainya. Dalam kelompok ini Anda mencari solusi terhadap masalah dengan menggunakan pendekatan logis dan tradisional. Ciri-cirinya:

  • Begitu masalah datang Anda cenderung segera mencari cara apapun untuk mengatasinya.
  • Masalah dilihat sebagai faktor penghambat perkembangan diri.
  • Anda akan segera menyusun strategi untuk menghadapi masalah
  • Karena masalah dilihat sebagai ancaman, dia akan mendominasi pikiran dan cenderung menyebabkan kecemasan dan stress.
Apabila Anda bekerja di perusahaan, barangkali Anda pernah diminta untuk memimpin suatu proyek dimana Anda bertanggung jawab untuk mencapai target tertentu. Disini Anda dihadapkan dengan situasi yang membutuhkan analisa, justifikasi, dan pemikiran logis dalan menghadapi tantangan atau masalah yang muncul. Anda akan berada dalam kondisi tertekan untuk memenuhi deadline. Bisa ditebak, Anda akan cenderung menggunakan pendekatan reaktif dalam menyelesaikan persoalan.



Pendekatan Receptive

Pendekatan ini biasanya dipraktekkan oleh mereka yang sudah menyadari bahwa masalah bukanlah ancaman tetapi justru konsekuensi yang timbul dari suatu kondisi yang kita ciptakan. Oleh karena itu kita mempunyai kekuatan untuk mengubah kondisi tersebut dari dalam diri sendiri. Anda mau menerima masalah dan pada saat yang sama membuat solusinya.Ciri-cirinya:

Ketika masalah datang, Anda mengenalinya dan menggunakan pendekatan:

  • Masalah merupakan kebalikan dari solusi. Ketika masalah muncul, Anda percaya saat itu juga bahwa solusinya sudah ada.
  • Anda fokus kepada solusi dari persoalan yang timbul, bukan pada penyebab dari masalah itu. Dengan demikian Anda mengambil alih kontrol dari dalam diri Anda sendiri, bukannya dikendalikan oleh keadaan di luar.
  • Masalah merupakan kesempatan untuk pengembangan diri. Anda melihatnya sebagai peluang untuk meciptakan realitas positif dalam hidup Anda.
Mau menerima masalah bukan berarti berdiam diri. Anda tidak ”kebakaran jenggot” tetapi mengenali masalah itu dengan tenang dan membuat diri Anda responsif terhadap semua yang Anda perlukan untuk mengundang solusi.

Contoh yang paling sederhana adalah ketika pasangan yang Anda cintai (misalnya istri, suami, atau pacar) sedang ngambek karena masalah sepele. Dengan pendekatan 
reactive, Anda hanya akan memperburuk keadaan dengan bertanya-tanya kenapa dia harus ngambek, menganalisa penyebabnya dan merasa kondisi ini akan mengancam keharmonisan hubungan Anda dengannya. Bukannya solusi yang didapat tetapi justru kecemasan dan kekhawatiran.

Dengan pendekatan 
receptive, Anda menerima dan menyadari bahwa pasangan Anda sedang marah. Anda fokuskan energi Anda untuk menciptakan kasih sayang yang pada dasarnya merupakan lawan dari kemarahan. Anda tidak larut terbawa suasana – mencoba mencari jawaban dari analisa kenapa dia jadi marah – tetapi mengambil alih kendali dari dalam diri sendiri, tetap berpikir tenang, dan menunjukan sikap positif dalam perilaku Anda. Anda akan rasakan bahwa berada dalam situasi ini justru membuat diri Anda berkembang. Anda membuat kualitas positif dari diri Anda muncul ke permukaan dan sudah menjadi hukum alam dengan bersikap seperti ini pasangan Anda niscaya akan berubah dari marah menjadi cinta.

Pendekatan 
receptive ini bisa Anda praktekkan di kehidupan bisnis, rumah tangga, dan sosial. Intinya Anda membangun keyakinan bahwa masalah tidaklah nyata sehingga Anda tidak merasa terbebani. Latih diri Anda untuk tidak reaktif ketika suatu masalah muncul. Fokuskan diri Anda pada lawan dari masalah, yaitu solusi, untuk menemukan kendali dan bukannya larut dalam masalah itu. 

3 langkah menuju bisnis yang sukses



Sebuah survey oleh lembaga penelitian internasional beberapa waktu yang lalu mengungkapkan bahwa sebagian besar karyawan perusahaan tidak “happy” dengan alasan mereka tidak puas dengan gajinya dan khawatir akan masa depan mereka setelah pensiun. Kenapa?

Baik. Kita langsung ke topik utama saja yaitu soal uang, yang bagi kebanyakan orang merupakan salah satu parameter ketentraman hidup. Ada tiga cara untuk memperoleh uang banyak dalam waktu singkat. Pertama, menang undian berhadiah. Kedua, dapat warisan dan yang ketiga menikahi orang kaya. 

Meskipun ketiga cara itu singkat tapi kalau kita perhatikan ada satu faktor utama yang membuat ketiga hal agak sulit direalisasikan. Faktor ini adalah kontrol. Anda tidak punya kontrol kapan Anda dapat warisan atau menang undian. Nikah dengan orang kaya pun saingannya pasti berat dan butuh keberuntungan besar.

Harusnya ada cara efektif dan Anda punya kontrol disitu. 

Betul – Anda perlu memulai bisnis. Cara ini lebih efektif bahkan dibandingkan dengan menyimpan uang di bank dan menyerahkan uang Anda untuk dimain-mainkan oleh fund manager.

Ada dua mentalitas dalam dunia kerja. Anda bekerja untuk orang lain atau Anda mempekerjakan orang lain. Anda bekerja untuk bisnis orang lain atau Anda memiliki bisnis sendiri.

Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa bekerja untuk orang lain itu adalah buruk. Banyak sekali alasan bagus untuk menjadi karyawan orang lain. Misalnya, bekerja untuk suatu perusahaan membuat Anda belajar bagaimana suatu bisnis berjalan sehingga Anda bisa membuka bisnis sendiri. Faktanya, saya pernah menjadi karyawan di beberapa perusahaan selama kurang lebih 10 tahun.

Dengan kata lain, Anda bekerja untuk orang lain sambil belajar dan dibayar untuk pendidikan Anda. Banyak orang-orang sukses yang berangkat dari bawah dengan belajar bekerja dari orang lain. Pengalaman ini yang tidak bisa dibeli. Bayangkan ketika Anda sekolah Anda harus membayar pendidikan. Dengan menjadi pekerja, boss Anda membayar biaya belajar Anda. Deal yang jauh lebih bagus kan?

Nah, sekarang kita asumsikan bahwa Anda sudah membuat keputusan untuk memulai sebuah bisnis. Anda sudah belajar dari pengalaman orang-orang lain di dunia bisnis. Sekarang Anda punya cita-cita untuk menjadi……istilahnya: pengusaha atau entrepreneur.

Definisi pengusaha adalah:

  • Orang yang menjalankan bisnis dengan sukses
  • Dia menggunakan bisnisnya untuk menghasilkan pendapatan pasif (passive income)
  • Dia berekspansi atau menjual bisnisnya
Menurut kamus, definisi “pengusaha” mengikutsertakan kata “risiko”. Ini penting karena untuk menjalankan bisnis Anda harus menginvestasikan uang dan waktu. Ada kemungkinan Anda tidak memperoleh apapun dan bisnis Anda jatuh. Ini bagian dari permainan dan ada tiga hal yang harus Anda sadari sebelum memulai sebuah bisnis.

Pertama, buat intensi. Ini penting karena kebanyakan dari kita hanya ingin menikmati hasil akhir tanpa mau menjalani proses step-by-step. Intensi diperlukan untuk memelihara semangat Anda, terutama ditahap-tahap awal yang berat. Kesempatan Anda untuk menjadi sukses bisa naik 80% dengan kekuatan intensi ini. Anda lebih yakin melangkah dan tidak bingung untuk memulai bisnis.

Kedua, menetapkan tujuan (goals). Alokasikan waktu untuk menuliskan apa saja tujuan Anda berbisnis. Tulis diatas kertas dan letakkan di tempat-tempat yang Anda bisa lihat. Misalnya kaca kamar mandi.

Tujuan diperlukan sehinga Anda konsisten dalam perjalanan bisnis Anda. Kenapa? Karena jalan menuju sukses akan penuh dengan rintangan. Pengusaha sukses meraih kesuksesannya dengan jatuh bangun melewati banyak hambatan di perjalanan. Anda jatuh, Anda bangun lagi. Dua hal yang akan terjadi: Anda akhirnya sukses atau Anda selesai. Kalaupun Anda selesai orang lain akan angkat topi dan menghargai perjuangan Anda. Pengalaman Anda pun semakin kaya.

Ketiga, keberuntungan. Mereka yang sukses tidak bisa bilang mereka tidak beruntung. Keberuntungan sangatlah penting. Tetapi keberuntungan tidak akan datang kalau kita tidak mencoba. Anda harus mencoba sekali, dua kali, dan seterusnya hingga pintu keberuntungan terbuka. Mereka yang sukses diberkahi keberuntungan. Triknya adalah jangan berhenti mencoba sampai akhirnya keberuntungan menghampiri Anda.

Dengan mencoba terus menerus Anda akhirnya menjadi mahir dan mengerti cara paling efektif dalam berbisnis. Okay, banyak orang bilang, “9 dari 10 orang dalam bisnis akan gagal”. Tidak perlu khawatir karena Anda masih punya kemungkinan 10% untuk sukses. Bandingkan dengan kemungkinan menang undian berhadiah. 10% adalah angka yang realistis dan terbuka untuk keberhasilan.

Sekarang bagaimana memulai langkah awal berbisnis. Bisnis adalah tindakan dan tindakan adalah kepanjangan dari pemikiran. Pemikiran sendiri timbul setelah ide turun. Jadi langkah pertama adalah mencari ide tentang bisnis apa yang paling cocok untuk Anda.

Saya memiliki filosofi bahwa ide muncul dari ketenangan didalam. Coba observasi diri Anda dan lihat apa yang Anda punya yang bisa Anda tawarkan ke dunia. Lihat keahlian dan ketrampilan Anda. Kemudian perhatikan sekeliling dan amati kegiatan-kegiatan yang mungkin cocok dengan apa yang Anda punya dan Anda yakin Anda bisa mengerjakannya lebih baik.

Anda bisa memulai dari hal yang Anda suka atau apapun yang Anda biasa lakukan tetapi kali ini buatlah dalam konteks bisnis untuk menghasilkan uang. Ide tidak harus kompleks. Rumah makan Padang ada dimana-mana. Yang ditawarkan adalah makanan cepat saji dari Tanah Minang. Sederhana saja kan? Gunakan kreatifitas Anda untuk membuat itu lebih baik dan jangan terjebak ke mentalitas pekerja yang mengharapkan penghasilan tetap dan aman. 

Satu hal lagi adalah faktor waktu. Anda perlu kompromi dengan waktu dan menyadari bahwa waktu adalah teman, bukan pesaing. Proses membutuhkan waktu dan kesabaran. Semakin Anda berlatih Anda menjadi semakin ahli. Satu saat hari yang Anda nanti-nantikan akan datang. Di hari itu Anda mengatakan bahwa Anda tidak menyesal melakukan ini semua. Hari dimana Anda merasakan kesuksesan dari usaha Anda sendiri. 

4 Kiat untuk tetap termotivasi


Menjadi sukses adalah impian semua orang. Tentunya untuk itu diperlukan motivasi yang kuat untuk mengatasi tantangan untuk mencapai apa yang Anda inginkan. Motivasi ini harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri. Anda bisa saja membaca ratusan buku atau pergi ke puluhan seminar untuk memperoleh suntikan motivasi, namun hal yang sering terjadi adalah kenaikan emosi sesaat untuk berubah. Barangkali ini bertahan satu atau dua minggu dan setelah itu Anda merasa semuanya kembali menjadi biasa-biasa saja seperti kondisi yang lama. Pernahkah merasa begitu?
“Motivasi adalah pohon yang Anda siram dengan kedisiplinan diri”
Bagaimana caranya supaya Anda tetap termotivasi untuk bekerja mencapai tujuan yang diinginkan? Intinya motivasi adalah seni berkomunikasi dengan diri sendiri. Komunikasi ini melibatkan perasaan yang Anda rasakan melalui emosi yang muncul.

Lantas apa bedanya antara perasaan dan emosi?
Contohnya begini, jika Anda merasa bersalah maka emosi yang muncul bisa ketakutan dihakimi, ingin melarikan diri, dsb. Jika Anda merasa bahagia, emosinya bisa berupa keceriaan, kegembiraan, keinginan berbagi, dsb. Emosi timbul sebagai akibat dari perasaan yang terjadi didalam diri.
Jadi sebetulnya mudah untuk hidup termotivasi. Kuncinya adalah rasakan hal-hal yang membahagiakan dan bayangkan kesuksesan yang akan Anda raih. Saya jamin Anda akan termotivasi untuk bekerja.
Selain itu ada beberapa tips yang ingin saya berikan agar Anda bisa termotivasi kapanpun dan dimanapun:
1. Selalu konsisten
Kemudahan timbul dari kebiasaan. Motivasi pun sama. Ia memerlukan kedisiplinan sehingga Anda terbiasa hidup dengan motivasi. Ada ungkapan bagus yang mengatakan, “Sesuatu yang Anda ulangi tiap hari selama 21 hari akan menjadi kebiasaan”. Saya anjurkan Anda untuk mempraktekkannya. Mulai dengan hal yang sederhana seperti tersenyum dihadapan cermin, mengatakan “Yes” sebelum bekerja, dan banyak lagi.
2. Bertanggung jawab
Anda perlu seseorang yang bersedia mengingatkan Anda untuk tetap berada di tujuan. Ia bertugas memberikan dukungan dan menjadi mitra bertukar pikiran bagi ide dan gagasan yang Anda punya. Dari sini Anda akan merasa bertanggung jawab untuk memberikan yang terbaik baginya. Proses mencapai tujuan menjadi lebih mudah dengan hadirnya seseorang yang menjadi cermin diri Anda.
3. Kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang bervisi sama
Kalau Anda mau menurunkan berat badan, pastikan Anda bersama teman-teman yang mempunyai tujuan sama. Kalau Anda ingin membangun bisnis, bertemanlah dengan orang-orang yang sudah berkecimpung di dunia bisnis atau mereka yang mau memulai bisnis. Anda bisa memperoleh energi dan motivasi dari mereka. Akan sangat mudah untuk termotivasi ketika Anda memperoleh support. Apa yang Anda rasakan sebagai rintangan ketika bekerja sendiri bisa teratasi dengan bantuan dan dukungan teman-teman yang bervisi sama.
4. Fokus pada proses, bukan tujuan
Ini yang sangat penting. Seringkali Anda turun mental ketika dihadapkan pada kesulitan mencapai tujuan. Fokuslah pada proses. Setiap proses memerlukan waktu. Entah cepat, entah lambat. Tujuan Anda sudah jelas, namun perjalanan menuju kesana bisa berliku dan naik turun. Dengan fokus pada proses Anda terhindar dari beban mental karena sekarang Anda memegang kendali atas proses itu sendiri, bukan dikendalikan oleh target untuk mencapai tujuan.
Sekarang Anda lebih tahu bahwa motivasi merupakan kunci untuk meraih sukses. Yang Anda perlukan sekarang adalah kemauan kuat untuk menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Seperti apa kata pepatah “Ada kemauan ada jalan”. Selamat mengerjakan dan jangan lupa hargai diri Anda disetiap momen keberhasilan sekecil apapun itu.

Ada apa dengan anda?


Setiap saat setiap waktu anda mengeluh, anda selalu merasa kurang dan kurang,
anda selalu merasa tak puas, anda kurang bersyukur,
Anda sebenarnya tidak sedang melakukan kesalahan,karna memang begitulah sebenarnya manusia.
manusia tempat kekurangan dan kesempurnaan itu ada karena kita saling melengkapi.
Tapi taukah anda ketika anda mengeluh berapa waktu yang anda gunakan untuk mengeluh,
kenapa anda tidak mencoba untuk menggunakan waktu itu untuk berfikir merencanakan sesuatu untuk hari esok.
Ketika anda merasa kurang,bukankah itu adalah sebuah pemacu kita untuk mencari yang lebih.
bahkan ketika anda kurang merasa puas bukankah itu adalah tolak ukur kemampuan kita yang akan lebih baik kalau kita tingkatkan.
Dan ketika anda kurang bersyukur kenapa anda tidak memulainya dari sekarang untuk mensyukuri semua yang Tuhan telah berikan kepada kita.
kenapa harus menunggu besok kalo kita bisa lakukan sekarang.